Senyum dari Tanah Honai: Prajurit Yonif 408/Sbh Merajut Cinta dan Sehat di Pedalaman Papua

19 hours ago 5

PAPUA - Di balik perbukitan hijau yang menyelimuti Distrik Nenggeagin, kehadiran prajurit Satgas Yonif 408/Suhbrastha (Sbh) menjadi cahaya kecil yang menembus sunyi pedalaman Papua. Mereka datang bukan membawa senjata di tangan, melainkan senyum, obat-obatan, dan ketulusan hati. Dalam langkah mereka yang sederhana, tersimpan misi besar: menyapa, mendengar, dan menyembuhkan.

Pada Jumat (31/10/2025), di Kampung Nenggeagin, prajurit melaksanakan kegiatan Komunikasi Sosial (Komsos) yang penuh makna. Bukan sekadar agenda rutin, melainkan perjalanan kemanusiaan dari satu honai ke honai menyapa warga, menanyakan kabar, dan menyalurkan pelayanan kesehatan bagi mereka yang membutuhkan.

Kapten Inf Subur, Danpos Nenggeagin, menegaskan bahwa tugas prajurit bukan semata menjaga perbatasan, tetapi juga menjaga hati rakyat.

“Kami datang bukan hanya untuk bertugas, tapi untuk mendengar dan memahami kehidupan masyarakat. Dengan Komsos ini, kami belajar banyak dari rakyat, dan bersama-sama mencari solusi atas kebutuhan mereka. Itulah makna sejati pengabdian, ” ujar Kapten Subur dengan nada lembut namun penuh keyakinan.

Setiap langkah mereka disambut dengan senyum hangat warga. Di tengah keterbatasan fasilitas, pelayanan kesehatan yang diberikan menjadi secercah harapan baru. Anak-anak datang dengan rasa ingin tahu, para orang tua menyambut dengan doa dan ucapan syukur.

Undius Niko Kogoya, tokoh masyarakat Kampung Nenggeagin, menuturkan haru yang dalam atas kehadiran para prajurit.

“Saya senang sekali. Prajurit TNI datang bukan dengan amarah, tapi dengan senyum. Mereka mendengar kami, mengobati kami, dan membuat kami merasa diperhatikan. Terima kasih, TNI telah menjadi saudara kami di sini, ” ucapnya dengan mata berkaca-kaca, menatap langit seolah menitipkan doa untuk para pengabdi negara itu.

Di antara tawa anak-anak dan doa warga, terasa getar kemanusiaan yang menyatu. Tidak ada jarak antara loreng dan noken; hanya ada satu rasa: persaudaraan.

Misi kemanusiaan ini juga mendapatkan apresiasi tinggi dari Panglima Komando Operasi TNI Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, yang menilai bahwa aksi prajurit di Nenggeagin mencerminkan ruh sejati TNI.

“Apa yang dilakukan prajurit Yonif 408/Sbh adalah wujud nyata dari Dharma Bakti TNI. Mereka bukan datang untuk berperang, tapi untuk melayani dan merangkul masyarakat Papua sebagai saudara sebangsa. Kesehatan dan kepedulian adalah jembatan perdamaian yang sesungguhnya, ” tegas Mayjen Lucky.

Beliau menambahkan bahwa di tengah keterbatasan fasilitas, ketulusan adalah senjata utama yang mampu menaklukkan jarak dan memenangkan hati rakyat.

“Prajurit kita di Papua tidak hanya menjaga tanah, tapi juga menjaga harapan. Dengan hati yang tulus, mereka menjadi wajah hangat negara di pelosok Nusantara, ” pungkasnya.

Dari kampung kecil bernama Nenggeagin, dunia kembali diingatkan bahwa pengabdian tidak selalu harus megah. Kadang, ia lahir dari setetes peluh, seulas senyum, dan sepotong doa yang tulus dari tanah Papua tanah yang kini tak hanya dijaga, tapi juga dicintai.

Papua tidak hanya tentang keindahan alamnya, tetapi juga tentang manusia yang menjaga, menyembuhkan, dan mengasihi tanpa pamrih.

(Lettu Inf Sus/AG)

Read Entire Article
Masyarakat | | | |