PUNCAK - Di tengah derasnya arus sungai yang selama ini menjadi penghalang aktivitas warga, prajurit Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 732/Banau dari Pos Wangbe bersama masyarakat Kampung Wangbe, Distrik Wangbe, Kabupaten Puncak, bergotong royong membangun jembatan gantung kayu pada Kamis (9/10/2025).
Kegiatan Karya Bakti yang dipimpin oleh Sertu Kalasati ini menjadi bukti nyata kemanunggalan TNI dan rakyat dalam menghadirkan solusi atas persoalan sehari-hari masyarakat perbatasan. Dengan peralatan sederhana, para prajurit dan warga bahu-membahu membangun jembatan yang kini menjadi akses vital penghubung antarkampung.
-Jembatan Kayu, Jembatan Harapan
Selama ini, warga Wangbe kerap terisolasi saat debit air sungai meningkat. Akses menuju kebun, sekolah, dan puskesmas sering terputus karena tidak adanya sarana penyeberangan yang aman. Kini, berkat kerja keras dan semangat gotong royong, jembatan gantung kayu yang kokoh berdiri itu menjadi simbol harapan baru bagi masyarakat setempat.
Di lokasi, prajurit tampak memotong kayu, mengikat tali, dan merakit bagian-bagian jembatan, sementara warga dengan semangat tinggi membantu setiap proses pembangunan. Keringat dan tawa bercampur menjadi satu, menggambarkan kuatnya persaudaraan antara TNI dan masyarakat Papua.
Simbol Persatuan dan Kepedulian TNI
Wadansatgas Mayor Rendra Akbar, yang turut meninjau langsung kegiatan tersebut, mengungkapkan apresiasinya terhadap semangat kebersamaan warga dan prajurit.
“Pembangunan jembatan gantung sederhana ini bukan hanya soal infrastruktur, tetapi tentang makna persatuan. Ini adalah simbol yang menghubungkan hati antara prajurit TNI dan masyarakat Wangbe. Kami berharap jembatan ini dapat memperlancar mobilitas warga dan mempermudah kehidupan mereka sehari-hari, ” ujar Mayor Rendra Akbar.
Menurutnya, tugas Satgas Pamtas tidak berhenti pada menjaga kedaulatan wilayah perbatasan, tetapi juga menyentuh langsung kebutuhan rakyat di pelosok dengan tindakan nyata yang berdampak.
Warga: ‘TNI Sahabat Kami’
Ungkapan haru datang dari salah satu tokoh masyarakat Wangbe yang menyaksikan langsung pembangunan jembatan itu.
“Selama ini kami sering kesulitan kalau sungai banjir. Anak-anak tidak bisa sekolah, kami pun susah ke kebun atau ke puskesmas. Dengan adanya bantuan dari bapak-bapak TNI, kami sangat terbantu. Jembatan ini sangat berarti bagi kami. Terima kasih banyak, Pak Prajurit. Kalian sahabat kami, ” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Jembatan yang Menghubungkan Hati dan Asa
Jembatan gantung kayu di Kampung Wangbe kini bukan sekadar infrastruktur sederhana. Ia menjadi jembatan harapan, yang menghubungkan dua tepian sungai sekaligus menyatukan semangat dan kepedulian antara TNI dan rakyat Papua.
Melalui karya nyata seperti ini, Satgas Yonif 732/Banau terus membuktikan bahwa kehadiran TNI di perbatasan bukan hanya sebagai penjaga kedaulatan, tetapi juga sebagai penggerak perubahan dan sahabat rakyat di ujung timur Indonesia.
(PenSatgas Yonif 732/Banau)