PUNCAK - Di bawah langit biru dan sinar mentari pegunungan yang hangat, semangat kebersamaan kembali mengalir di Kampung Nipuralome, Distrik Omukia, Kabupaten Puncak, saat prajurit Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti (Wyc) Pos Titik Kuat Bendungan menggelar karya bhakti membersihkan halaman Gereja Jemaat Yerusalem Eromaga, Minggu (2/11/2025).
Di tempat yang menjadi pusat ibadah dan harapan warga itu, prajurit TNI dan masyarakat bergandengan tangan tanpa sekat. Rumput liar dicabuti bersama, halaman ditata ulang, dan wajah-wajah sumringah menghiasi kegiatan yang sederhana namun penuh makna tersebut.
Komandan Pos Titik Kuat Bendungan, Letda Inf Kautsar, memimpin langsung kegiatan tersebut. Di sela kerja bakti, ia menegaskan bahwa misi prajurit di Tanah Papua tidak semata tentang operasi keamanan, melainkan juga tentang kasih dan kemanusiaan.
“Kami hadir di sini bukan hanya dengan senjata, tetapi dengan hati dan semangat pengabdian, ” tutur Letda Kautsar sambil mengusap peluh di dahi.
“Gereja adalah pusat kehidupan rohani dan sosial bagi saudara-saudara kami di Nipuralome. Membantu membersihkannya adalah bentuk kepedulian tulus kami. Ini wujud nyata bahwa prajurit TNI adalah bagian dari rakyat kita tumbuh dan berjuang bersama mereka untuk mewujudkan kedamaian di Tanah Papua.”
Baginya, kegiatan seperti ini adalah jembatan untuk mempererat ikatan batin antara prajurit dan masyarakat. “Kami ingin rakyat melihat TNI bukan sebagai sosok yang menakutkan, tapi sahabat yang selalu hadir di setiap denyut kehidupan mereka, ” tambahnya.
Kehadiran para prajurit TNI disambut penuh haru oleh jemaat Gereja Yerusalem Eromaga. Bapak Jarmen Kogoya, Sekretaris Gereja, mengungkapkan rasa terima kasih yang mendalam atas perhatian dan ketulusan Satgas Yonif 700/Wyc.
“Kami sangat bersyukur. Gereja kami kini bersih dan rapi berkat bantuan Bapak-bapak TNI, ” ujarnya.
“Tapi yang paling berharga, mereka datang membawa semangat baru dan rasa aman. Kami merasa diperhatikan, dikuatkan, dan disayangi. Bagi kami, mereka sudah seperti keluarga sendiri. Tuhan memberkati pengabdian tulus ini.”
Suasana hangat tampak di antara warga dan prajurit, seolah batas antara loreng dan rakyat menghilang, menyisakan kebersamaan yang murni dan harapan yang tumbuh dari hati.
Karya bhakti ini tidak hanya meninggalkan halaman gereja yang bersih, tetapi juga meneguhkan kembali makna “TNI Manunggal Rakyat” di dataran tinggi Papua.
Melalui aksi-aksi kecil yang sarat kepedulian, prajurit Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti membuktikan bahwa pengabdian sejati tidak hanya diukur dari barikade dan patroli, tetapi juga dari seberapa dalam mereka hadir di hati masyarakat.
Di Puncak Papua, gema gotong royong di Nipuralome menjadi bukti bahwa kedamaian lahir dari tangan yang saling menggenggam, bukan dari kekuatan yang menakutkan.
“Setiap sapuan parang, setiap tawa yang terdengar di antara warga, adalah pesan damai yang lebih lantang dari bunyi senjata, ” tutup Letda Kautsar penuh makna.
(Lettu Inf Sus/AG)

















































