Sugapa, Intan Jaya - Dingin udara pegunungan di Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, tak mampu membekukan hangatnya persaudaraan antara prajurit Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 500/Sikatan dan warga setempat. Pada Jumat (14/10/2025), mereka menggelar kegiatan Program ROSITA (Borong Hasil Petani) sebuah inisiatif sederhana yang bermakna besar: memborong hasil panen mama-mama Papua sekaligus memborong harapan hidup yang lebih baik.
Dipimpin oleh Serda Andika, sepuluh prajurit dari Pos Kotis turun langsung ke lapak sederhana di TK Mamba Kotis, tempat mama-mama Papua menjajakan hasil kebunnya. Dengan semangat kekeluargaan, mereka membeli seluruh sayur-mayur segar yang dibawa dengan susah payah melintasi jalanan terjal pegunungan.
Program Rosita hadir sebagai oksigen bagi ekonomi lokal. Di tengah terbatasnya akses pasar dan transportasi, kehadiran prajurit TNI menjadi jembatan yang menyalurkan semangat, harapan, dan rezeki bagi masyarakat pegunungan.
“Kami ingin menunjukkan bahwa TNI hadir bukan hanya menjaga keamanan, tetapi juga menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Papua, ” ujar Serda Andika dengan mata berbinar.
“Setiap ikat sayur yang kami beli adalah bentuk penghargaan atas kerja keras mama-mama Papua. Kami ingin meringankan langkah mereka, mempererat tali persaudaraan, dan menegaskan bahwa kami keluarga besar mereka, ” tambahnya.
Di sela kegiatan, senyum bahagia merekah di wajah para mama penjual. Salah satunya, Mama Yuliana, mengaku terharu karena hasil kebunnya habis dibeli oleh para prajurit.
“Kami senang sekali… anak-anak TNI selalu bantu kami. Mereka seperti keluarga sendiri, datang dengan hati baik, ” ujarnya lirih, menahan haru.
Momen sederhana itu berubah menjadi simbol nyata kehadiran negara di tengah rakyat — bukan hanya lewat seragam loreng, tetapi lewat tindakan kasih dan kepedulian.
Dari markas komando di Papua, Pangkoops Habema Mayjen TNI Lucky Avianto memberikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif humanis prajurit di lapangan.
“Program Rosita adalah contoh sempurna dari pendekatan teritorial yang holistik dan humanis, ” tegasnya.
“Ketika prajurit membeli hasil tani warga, itu bukan sekadar transaksi ekonomi melainkan tindakan nyata merangkul, memberi kepastian, dan membangun kepercayaan. Kesejahteraan rakyat adalah barometer keberhasilan kita.”
Mayjen Lucky menegaskan, keberadaan TNI di perbatasan bukan semata menjaga batas wilayah, tetapi juga menjaga kedaulatan hati dan kesejahteraan masyarakat.
Melalui program seperti Rosita, Satgas Yonif 500/Sikatan membuktikan bahwa kekuatan TNI tak hanya terletak pada disiplin dan senjata, tetapi juga pada kasih dan pengabdian kepada rakyat.
Di tengah keterbatasan, prajurit dan warga berjalan beriringan, menabur benih harapan untuk Papua yang damai, mandiri, dan sejahtera.
Authentication:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono