Pulau Kinmen, Titik Nyala Baru dalam Sikap Agresif China di Selat Taiwan

1 hour ago 1

loading...

Kepulauan Kinmen milik Taiwan menjadi titik nyala baru dalam sikap agresif China di Selat Taiwan. Foto/ABC.net.au

JAKARTA - Kepulauan Kinmen, yang pernah dihantam tembakan artileri pada dekade 1950-an, hingga kini masih menjadi pengingat hidup atas ketegangan yang belum terselesaikan di Selat Taiwan. Saat ini, pulau-pulau tersebut tidak lagi digempur peluru, melainkan terhubung dengan daratan utama melalui pipa air, jalur feri, serta arus wisatawan yang terus mengalir.

Keterhubungan yang tampak tak berbahaya ini, sesungguhnya menyembunyikan strategi yang lebih dalam: niat China untuk mengintegrasikan Kinmen ke dalam orbitnya dengan memperketat ikatan ekonomi dan infrastruktur. Pendekatan Partai Komunis China (CCP) bukan semata soal perdagangan, melainkan tentang membentuk ulang loyalitas dan mengikis ketahanan terhadap proyek politiknya.

Dikutip dari Mekong News, Selasa (2/12/2025), para pengamat mencatat bahwa patroli Penjaga Pantai China di sekitar Kinmen bukanlah latihan maritim rutin, melainkan tindakan kenegaraan yang disengaja. Erik Green dari International Institute for Strategic Studies menggambarkannya sebagai bagian “sentral” dari operasi taktik grey zone China—yakni manuver yang mengaburkan batas antara damai dan konflik.

Baca Juga: Militer Jepang Siap Bela Taiwan, China Kerahkan Coast Guard ke Pulau Sengketa

Langkah-langkah semacam ini, meski belum mencapai perang terbuka, secara perlahan menggerus kedaulatan Taiwan. Tujuannya adalah menormalisasi kehadiran China di perairan yang disengketakan, sehingga perlawanan tampak sia-sia dan integrasi terasa tak terelakkan.

Aktivitas China di Selat Taiwan

Sikap militer CCP meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir. Sepanjang 2024 saja, pesawat China tercatat melakukan lebih dari 3.000 penerobosan ke dalam zona identifikasi pertahanan udara Taiwan, meningkat 81 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Penerbangan-penerbangan ini, yang dibarengi dengan latihan militer skala besar bertajuk “Joint Sword-2024A” dan “Joint Sword-2024B,” digelar bertepatan dengan momen-momen politik penting Taiwan, termasuk pelantikan Presiden William Lai. Pesannya tegas dan jelas: pilihan demokratis Taiwan akan dihadapi dengan intimidasi militer.

Di luar udara, Beijing juga meningkatkan aktivitasnya di sepanjang garis median Selat Taiwan, yang sebelumnya dianggap sebagai batas tak tertulis. Latihan Angkatan Laut, patroli Penjaga Pantai (Coast Guard), dan operasi penegakan hukum kini berlangsung secara rutin, sehingga secara perlahan mengikis status quo.

Read Entire Article
Masyarakat | | | |