loading...
Makam Karaeng Galesong di Desa Sumberagung, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Putra Sultan Hasanuddin ini merupakan salah satu penyebar agama Islam di Malang Raya. Foto: Avirista Midaada
MALANG - Nama Karaeng Galesong masih asing bagi masyarakat Malang dan Indonesia sebagian besar. Namun, nama itu mungkin akrab bagi masyarakat Bugis, karena sosoknya berasal dari Bugis, Sulawesi.
Karaeng Galesong merupakan putra Sultan Hasanuddin yang ikut berperang mengusir penjajah Belanda di Sulawesi Selatan.
Sejarawan Universitas Negeri Malang (UM) Najib Jauhari menuturkan Karaeng Galesong memang menjadi satu dari beberapa penyebar agama Islam di Malang Raya. Sosoknya merupakan perwira perang ketika Kerajaan Gowa Tallo melawan VOC Belanda.
"Karaeng Galesong itu anaknya Sultan Hasanuddin dari Makassar, kalah perang dari Belanda lalu anaknya meminta izin bapaknya meneruskan perjuangan," ujar Najib Jauhari, beberapa waktu lalu.
Pria bernama asli I Maninrori I Kare Tojeng Karaeng Galesong adalah seorang laksamana angkatan laut Kesultanan Gowa yang turut berjuang menyebarkan agama Islam sekitar abad 17 sambil memberikan perlawanan ke Belanda di Pulau Jawa.
"Karaeng Galesong itu setelah bapaknya kalah perang dan diakhiri perjanjian Bongaya, gurunya Syekh Yusuf dan anaknya izin ke Sultan Hasanuddin untuk berperang di Jawa membantu Untung Suropati. Bergabunglah dia ke pasukan Untung Suropati di Pasuruan," katanya.
Sambil berjuang mengusir penjajah Belanda, Karaeng Galesong yang sudah menganut agama Islam juga menyebarkan agama Islam di pedalaman Jawa bagian timur. Dia kerap memberikan perlawanan ke Belanda bersama Trunojoyo dan Untung Suropati.
Persebaran pasukannya meliputi area Pasuruan, Malang, hingga Kediri melalui jalur tengah di Pegunungan Putri Tidur. Jalur itulah yang menjadi saksi bagaimana Karaeng Galesong meninggal dan dikebumikan di puncak bukit yang kini masuk wilayah Dusun Kebonsari, Desa Sumberagung, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang.
"(Jalur Malang-Kediri) Itu jalan alternatif tembus mulai penyerbuan Kediri, dulu kan jalur terabasan, jalur hidup di Ngantang. Makamnya di puncak bukit, termasuk makam tertua di wilayah Malang Raya pedalaman," ujar Najib.
Karaeng Galesong konon menetap di sekitar perbukitan Ngantang hingga memiliki beberapa keturunan dan membentuk komunitas Bugis. Anggotanya tentu dari para keturunan Bugis yang pernah membantu peperangan melawan Belanda di Jawa bagian timur.
"Di situ ada komunitasnya orang-orang Bugis Makassar. Di sekitar makam itu keturunannya, termasuk yang tertua di Malang makamnya selain di Sengguruh abad 16, abad 15 Sentono di Kasembon," ucapnya.
(jon)