LANNY JAYA - Di sela dinginnya udara pegunungan dan keheningan lembah Tumbupur, tercipta suasana yang menghangatkan hati. Pada Sabtu (25/10/2026), prajurit Satgas Yonif 408/Sbh Pos Tumbupur melaksanakan kegiatan anjangsana ke rumah-rumah warga di Distrik Kuyawage, Kabupaten Lanny Jaya. Bukan sekadar patroli, tetapi sebuah langkah tulus untuk merangkul dan mendengar suara hati masyarakat Papua.
Dalam kegiatan yang menjadi bagian dari Pembinaan Teritorial (Binter) Terbatas ini, para prajurit datang tanpa membawa kesan formalitas militer. Mereka duduk bersila di beranda rumah warga, berbincang santai sambil mendengar langsung berbagai keluhan masyarakat, mulai dari sulitnya akses jalan hingga harapan agar anak-anak mereka bisa terus bersekolah di tengah keterbatasan.
Komandan Pos Tumbupur, Kapten Inf Panca, mengatakan kegiatan ini merupakan bentuk nyata kedekatan TNI dengan masyarakat.
“Kami ingin memastikan setiap suara rakyat Papua terdengar, terutama yang berkaitan dengan kebutuhan dasar seperti pendidikan dan kesehatan. Kegiatan anjangsana ini menjadi sarana komunikasi yang lebih dekat dan efektif. Kami hadir bukan sekadar menjaga keamanan, tapi juga menjadi bagian dari keluarga besar masyarakat Lanny Jaya, ” ujar Kapten Panca.
Suasana penuh kehangatan tampak ketika para prajurit berbincang dan bercanda dengan warga setempat. Bapak Uloni Tabuni (40), salah satu warga yang dikunjungi, mengaku sangat terharu dengan perhatian yang diberikan.
“Kami berterima kasih banyak kepada bapak-bapak tentara dari Satgas Yonif 408/Sbh. Kehadiran mereka membuat kami merasa aman. Dulu kami takut ke kebun karena sering ada gangguan, tapi sekarang kami bisa bekerja dengan tenang. Tentara di sini bukan hanya penjaga, tapi juga saudara kami, ” ungkap Uloni dengan penuh rasa syukur.
Kegiatan anjangsana di pegunungan Lanny Jaya ini juga mendapat apresiasi dari Panglima Komando Operasi Habema (Pangkoops Habema) Mayjen TNI Lucky Avianto, yang menilai langkah tersebut sebagai bentuk nyata dari strategi pendekatan humanis TNI di Tanah Papua.
“TNI di Papua harus menjadi jembatan asa. Kami tidak hanya bertugas di medan tempur, tapi juga di medan hati rakyat. Saat prajurit kami duduk bersama masyarakat, mendengar cerita tentang kesulitan hidup mereka, saat itulah negara benar-benar hadir. Inilah wujud nyata Smart Power TNI menggabungkan kekuatan militer dengan kekuatan kemanusiaan, ” tegas Mayjen Lucky.
Menurutnya, setiap aspirasi yang disampaikan masyarakat akan menjadi masukan bagi pemerintah dan TNI untuk menindaklanjuti langkah-langkah pembangunan di wilayah terpencil.
“TNI bukan hanya pengaman, tapi perpanjangan tangan negara yang membawa harapan, kedamaian, dan masa depan lebih baik untuk anak-anak Papua, ” tutupnya.
Kehangatan perjumpaan sederhana di kaki Pegunungan Lanny Jaya itu menjadi simbol kuat bahwa TNI dan rakyat adalah satu tubuh, saling mendukung, dan bersama menjaga masa depan Papua yang damai, sejahtera, dan penuh harapan.
(Lettu Inf Sus/AG)

2 days ago
8
















































