Mataram, NTB - Sebagai bentuk respon cepat atas banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kota Mataram, Pimpinan Daerah Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (PD KMHDI) NTB bersama Ormas Hindu NTB menggelar aksi gotong royong di beberapa titik pura yang terdampak. Kegiatan ini dilaksanakan di Pura Cempaka, Pura Nimala, Setra Sindu, dan Pura Padmasara Sindu, Selasa (08/07/2025).
Aksi ini merupakan bagian dari gerakan Konsolidasi Keumatan, sebuah inisiatif kolektif yang bertujuan memperkuat solidaritas dan kepedulian antarumat, khususnya dalam situasi darurat.
Ketua PD KMHDI NTB, I Gusti Putu Subawa Putra, menegaskan bahwa aksi ini bukan ajang cari sorotan atau panggung pencitraan di media sosial. Ini adalah wujud nyata kehadiran mahasiswa Hindu yang tidak hanya lantang saat orasi, tapi juga tanggap saat umat benar-benar membutuhkan. Sudah saatnya bicara kepedulian tidak hanya di ruang diskusi, tapi ditunjukkan lewat aksi.
"Kami tidak datang membawa panggung, kami datang membawa niat yang tulus untuk membantu. Ketika umat membutuhkan, itulah saatnya kita hadir bukan untuk simbolik, tapi untuk solusi, " jelasnya.
Puluhan kader dan relawan dari unsur mahasiswa Hindu serta tokoh umat Hindu turut serta dalam kegiatan ini, dengan semangat gotong royong membersihkan area pura dari lumpur, genangan air, dan material banjir lainnya. Selain menjadi aksi fisik, kegiatan ini juga menjadi ruang mempererat sinergi antar organisasi keumatan.
Hadir pula Kabid Bimas Hindu Kanwil Kemenag NTB , Kasi Bimas Hindu Kota Mataram, Penyuluh Hindu, Rektor IAHN Gde Pudja Mataram, PHDI NTB, ormas Hindu se-NTB, mahasiswa Hindu lintas kampus, FOKUSH Kota Mataram serta kader KMHDI se-NTB ini menunjukkan kekuatan kolaborasi yang melampaui sekat sektoral demi kepentingan umat.
"Bersih-bersih pura bukan sekadar kerja sosial ini bentuk nyata pengabdian. Kami ingin menegaskan bahwa mahasiswa Hindu hadir bukan hanya saat demo atau ketika diminta tolong oleh umat, tapi karena kami sadar bahwa pengabdian adalah kewajiban, bukan panggilan musiman. Sudah saatnya hadir bukan demi sorotan, tapi demi kepedulian.", tambah Gus Putra.
Ia juga menyampaikan harapannya agar aksi ini menjadi pemantik kesadaran lebih luas, bahwa kepedulian tidak menunggu waktu atau momentum besar.
"Konsolidasi keumatan ini adalah cermin komitmen kami aksi kecil, namun berdampak. Semoga semakin banyak yang tergerak ikut serta, karena pura tidak bisa pulih sendiri. Kami juga berharap PHDI NTB dapat lebih hadir dalam momen-momen krusial seperti ini, bukan hanya dalam ruang formal, tapi juga di tengah kebutuhan nyata umat. Dan kami juga ingin menyampaikan kepada yang terhormat bapak Wali Kota Mataram serta Gubernur NTB: masyarakat tidak butuh kunjungan seremonial atau sekadar dokumentasi. Yang dibutuhkan hari ini adalah keberanian untuk turun langsung ke lokasi, ikut bersihkan lumpur, ikut gotong royong bersama rakyat. Karena pemimpin itu bukan hanya dilihat dari kata-kata, tapi dari keberanian berdiri dan bekerja di saat rakyatnya kesulitan, Ingatlah Kepala Daerah dipilih oleh rakyat, untuk melayani rakyat, bukan hanya tampil di depan rakyat." tutupnya.(Adb)