Opini - Peringatan Hari Ulang Tahun Kabupaten Mesuji ke-17 seharusnya tidak hanya menjadi agenda seremonial tahunan. Justru pada usia inilah masyarakat perlu mengajukan pertanyaan paling mendasar: Seberapa jauh Mesuji benar-benar berubah? Dan yang lebih penting, data ekonomi yang dibanggakan itu sudahkah menjawab persoalan keseharian warga?
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan PDRB Mesuji terus bertumbuh dengan sektor pertanian, perkebunan, dan perdagangan mendominasi. Bahkan beberapa publikasi menempatkan Mesuji sebagai salah satu daerah dengan PDRB per kapita cukup tinggi di Lampung. Angka-angka ini kerap dijadikan bukti keberhasilan. Namun investigasi sederhana di lapangan memperlihatkan fakta berbeda: tingginya PDRB tidak selalu diikuti peningkatan kesejahteraan riil masyarakat. Ini yang Mesti Dipikirkan Bersama
1. Kesenjangan Antara Pertumbuhan dan Kesejahteraan
Pertumbuhan ekonomi boleh naik, tetapi apakah pendapatan rumah tangga ikut naik? Apakah harga ⁰pangan stabil? Apakah biaya kesehatan dan pendidikan menjadi lebih terjangkau?
Data menunjukkan ekonomi tumbuh, tetapi banyak warga masih bergantung pada pekerjaan informal, rentan harga komoditas, dan terbatas akses peluang.
2. Dominasi Pertanian, Tapi Nilai Tambah Lari ke Luar
Mesuji adalah daerah agraris. Namun ironi terjadi: komoditas dibawa keluar dalam bentuk mentah, nilai tambah dipetik daerah lain. Petani tetap berada di posisi yang sama—bahkan di musim tertentu merugi. Tanpa hilirisasi, Mesuji akan terus menjadi penonton dalam rantai ekonomi.
3. Infrastruktur yang Belum Menjawab Problem Pokok
Beberapa pembangunan telah dikerjakan, tetapi akses jalan produksi, irigasi pertanian, hingga jaringan digital masih meninggalkan tanda tanya besar.
Bagaimana Mesuji bisa mempercepat investasi bila infrastruktur dasar belum merata?
4. Akurasi Kebijakan Harus Berbasis Data BPS, Bukan Asumsi
BPS menyediakan data PDRB, kemiskinan, inflasi, struktur ekonomi, hingga proyeksi penduduk. Namun apakah kebijakan daerah sudah benar-benar menggunakan data ini? Banyak program berjalan tetapi tidak menyentuh akar masalah karena tidak diarahkan oleh data presisi.
5. Integritas Anggaran Harus Dijaga
Tidak sedikit program daerah yang terhambat bukan karena kekurangan dana, tetapi karena kebocoran dan penyimpangan.
Pembangunan hanya akan signifikan bila setiap rupiah digerakkan dengan integritas. Masyarakat harus berani mengawasi, pemerintah harus berani transparan.
Menutup 17 Tahun, Membuka Babak Baru
Mesuji telah memiliki modal ekonomi yang dianggap menjanjikan, tetapi tantangan di lapangan menunjukkan perjalanan belum seimbang. HUT ke-17 adalah momen refleksi: kita tidak bisa lagi mengandalkan narasi “daerah baru berkembang”. Mesuji sudah cukup umur untuk menentukan arah, memperbaiki kekurangan, dan mempercepat perubahan nyata. Jika pembangunan tidak dikawal dengan data, integritas, dan keberpihakan pada kesejahteraan warga, maka Mesuji hanya akan besar di atas kertas—bukan di kehidupan masyarakatnya. Inilah saatnya pemerintah, masyarakat, dan semua pemangku kepentingan memikirkan ulang Mesuji: bukan soal apa yang sudah dibangun, tetapi apa yang seharusnya dibenahi.
Selasa, 18 Novembee 2025
Udin Komarudin
Penggiat Kebijakkan

















































