Mengenal Scandinasian, Gaya Desain Hunian Masa yang Kini Diminati di Bali

6 hours ago 1

loading...

Komunitas multikultural di pulau Bali secara organik mengembangkan gaya arsitektur tersendiri. Salah satu gaya desain yang tercipta adalah Scandinasian. Foto/Dok. SindoNews

DENPASAR - Di pasar real estat Pulau Dewata yang kian kompetitif, properti dengan desain arsitektur yang khas bisa memiliki nilai 7-15% lebih tinggi. Dengan jumlah wisatawan yang terus meningkat setiap tahun, hal tersebut menjadi poin yang sangat penting.

Area dengan permintaan tinggi telah menikmati kenaikan harga properti hingga 50%. Sementara itu, permintaan pembelian properti meningkat 14% di tahun 2024, yang membuat diferensiasi desain menjadi krusial untuk mendapatkan posisi (positioning) di pasar.

Namun ada sesuatu yang lebih esensial terjadi di Bali, dibandingkan sekadar mencari posisi di pasar. Pulau Seribu Pura ini telah menjadi melting pot, di mana warga lokal berbaur dan bertetangga dengan pendatang dari luar daerah bahkan mancanegara. Umumnya, mereka disatukan oleh ketertarikan pada preferensi estetika yang sama. Baca juga: Munggu Hot Spot Investasi Properti Baru yang Menjanjikan di Bali

Seiring dengan interaksi yang terjadi, komunitas multikultural di pulau Bali secara organik mengembangkan gaya arsitektur tersendiri yang melampaui latar belakang budaya individu mereka masing-masing. Salah satu gaya desain yang tercipta adalah Scandinasian, yang memadukan minimalisme Skandinavia dengan sensibilitas khas Asia. Filosofi Skandinavia tentang lagom—takaran yang tepat: tidak kurang, berlebihan—menciptakan ruang yang terasa mewah dan layak huni.

Garis-garis tegas, material alami, dan penggunaan cahaya natural secara maksimal, menciptakan rumah yang fungsional dan nyaman. Tambahkan perhatian terhadap detail ala minimalisme Jepang dan konsep harmoni khas Bali, maka terciptalah hunian yang terasa akrab dan segar bagi para pembeli lokal dan internasional dari latar belakang yang sangat beragam.

Mengaplikasikan perkawinan gaya-gaya desain ini menjadi hal yang menarik. Lupakan vila khas Bali dengan ukiran batu dan detail ornamen yang rumit.

Pengembangan baru ini mengutamakan tata ruang terbuka dengan proporsi luas laiknya di rumah-rumah di Stockholm atau Copenhagen. Perencanaan ruang pun mengikuti prinsip-prinsip Skandinavia, di mana setiap jengkal area dibuat multi-fungsi, namun dalam skala yang lebih besar untuk mengakomodasi pembeli mancanegara yang terbiasa dengan hunian lapang di negara asal mereka.

Read Entire Article
Masyarakat | | | |