Mendorong Kemudahan Akses Pendanaan untuk Sertifikasi Sawit Berkelanjutan ISPO

1 day ago 7

loading...

Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) mendukung langkah pemerintah untuk percepatan sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) bagi petani sawit. Foto/Dok

JAKARTA - Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) mendukung langkah pemerintah untuk percepatan sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) bagi petani sawit melalui Peraturan Presiden (Perpres) No 16 Tahun 2025 tentang system sertifikasi ISPO. Menurut Ketua Umum SPKS Sabarudin, ISPO bisa menjadi instrumen utama perbaikan tatakelala sawit Indonesia dari hulu ke hilir.

Selain itu ISPO juga bisa menjadi alat negosiasi yang kuat bagi Indonesia di pasar-pasar sawit guna memenuhi keberlanjutan sawit Indonesia sesuai dengan tuntutan konsumen di seluruh dunia.

"Kita dukung sertifikasi ISPO seratus persen dengan langkah nyata di lapangan melalui pendampingan langsung kepada petani sawit dan mempersiapakan mereka untuk sertifikasi ISPO," ungkap Ketua Umum SPKS, Sabarudin saat sosialisasi Perpres No 16 Tahun 2025 yang dihadiri oleh pelaku sawit seluruh Indonesia.

Baca Juga: Perkebunan Sawit Berkelanjutan Tumbuhkan Ekonomi Desa Terpencil

Ia memberikan catatan bahwa untuk percepatan sertifikasi ISPO, harus ada kemudahan akses dana bagi petani untuk sertifikasi ISPO sesuai dengan Perpres No 16 Tahun 2025. Dalam pasal 16 menyebutkan biaya sertifikasi ISPO bagi petani sawit salah satunya bersumber dari BPDPKS, untuk pendataan petani penerbitan STDB, pengutaan koperasi petani, pelatihan-pelatihan untuk sesuai dengan prinsip ISPO sendiri.

"Kami mengharapkan pendanaan ISPO 100% didanai dari BPDPKS, untuk itu mekanisme akses dana ini harus segera dibuka dan permudah. Dana yang ada di BPDPKS sejatinya dana dari petani, jadi sudah selayaknya dana ini untuk mendukung petani sawit dengan akses yang mudah," ungkapnya.

Menurutnya dana BPDPKS terkesan sangat sulit diakses oleh petani sawit, padahal terang Sabarudin bahwa dana ini dipungut dari hasil potongan harga Tandan Buah Sawit (TBS) petani. Bahan terang dia pungutanya tidak main-main, dimana setiap tahun berkisar sekitar Rp20-50 triliun.

"Kami tidak ingin dana ini hanya digunakan untuk kepentingan program biodiesel yang hanya menguntungkan perusahan-peruhaan besar industry biodiesel. Kami sadari program biodiesel juga penting, dan itu juga kita dukung," paparnya.

Namun terang dia, tanpa kemudahan akses pendanaan dari BPDPKS, maka sertifikasi ISPO ini bisa mandek. Sabarudin mengingatkan, sangat penting bagi petani sawit membuka lapangan kerja sekitar 3,6 juta secara langsung yang bekerja di kebun sawit. Selain itu negeri juga diuntungkan sebagai sumber devisa sekitar Rp300 triliun setiap tahunya.

Baca Juga: Merajut Harmoni Petani Swadaya Kelola Sawit Berkelanjutan

"Sertifikasi ISPO akan meningkatkan produktifitas petani sawit ini tentu akan berkontribusi positif untuk produksi minyak sawit Indonesia, melalui perbaikan sistem manajemen di petani sawit misalnya penerapan budidaya sawit sesuai dengan GAP/BMP, pengelolan lingkungan perkebunan sawit dengan baik, hasilnya akan ada peningkatan produktifitas bagi petani dan kesejahteraan bagi petani," ujarnya.

(akr)

Read Entire Article
Masyarakat | | | |