Ketika Loreng Menyapu Rumah Tuhan: Prajurit Wira Yudha Cakti Peluk Rakyat Papua dengan Hati, Bukan Senjata

21 hours ago 6

PUNCAK - Di kaki pegunungan yang sunyi, di antara hembusan angin dingin dan kabut yang menari di atas lembah, derap langkah prajurit TNI dari Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti (WYC) Pos Titik Kuat Bendungan mengalun bukan untuk perang, melainkan untuk pelayanan. Dengan sapu dan cangkul di tangan, mereka berbaur bersama warga Kampung Nipuralome, Distrik Omukia, Kabupaten Puncak, membersihkan halaman Gereja Jemaat Yerusalem Eromaga dalam kegiatan karya bhakti penuh kasih, Sabtu (1/11/2025).

Tanpa jarak, tanpa sekat. Seragam loreng bersanding dengan pakaian adat, senyum menggantikan komando, dan gotong royong menjadi bahasa persaudaraan. Suara tawa anak-anak, nyanyian jemaat, dan deru kerja prajurit menjadi harmoni yang menghangatkan dataran tinggi Papua.

Kegiatan tersebut dipimpin langsung oleh Letda Inf Kautsar, Komandan Pos Titik Kuat Bendungan, yang menegaskan bahwa makna pengabdian TNI di Papua jauh melampaui batas keamanan.

“Kami hadir di sini bukan hanya dengan senjata, tetapi dengan hati dan semangat pengabdian, ” ujarnya lembut di tengah aktivitas.

“Gereja ini adalah pusat kehidupan rohani dan sosial masyarakat. Dengan membantu membersihkannya, kami ingin menegaskan bahwa prajurit adalah bagian dari keluarga besar rakyat Papua kami tumbuh dan berjuang bersama mereka.”

Letda Kautsar juga menambahkan bahwa karya bhakti ini menjadi bagian dari upaya Satgas memperkuat kepercayaan dan kebersamaan.

“Setiap butir keringat yang menetes adalah doa agar kedamaian dan cinta kasih terus bertumbuh di tanah ini, ” imbuhnya.

Sementara itu, Bapak Jarmen Kogoya, Sekretaris Gereja Jemaat Yerusalem Eromaga, tak kuasa menahan haru melihat kebersamaan yang terjalin.

“Kami sangat bersyukur. Gereja kami kini bersih dan rapi berkat bantuan Bapak-bapak TNI, ” ujarnya dengan mata berbinar.

“Mereka datang bukan untuk menakut-nakuti, tapi untuk membantu. Kehadiran mereka membawa semangat baru, membuat kami merasa aman dan diperhatikan. Bagi kami, mereka bukan lagi tamu mereka adalah keluarga. Tuhan memberkati anak-anak TNI ini.”

Dari Jayapura, Panglima Komando Operasi (Pangkoops) Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, menyampaikan apresiasi tinggi atas kepedulian dan kehangatan para prajurit di wilayah tugas.

“Apa yang dilakukan Satgas Yonif 700/Wyc di Kampung Nipuralome adalah cerminan sejati dari doktrin TNI dalam operasi teritorial, ” tegasnya.

“Keberhasilan kami di Papua tidak hanya diukur dari keamanan, tapi dari seberapa besar kami bisa menjadi sahabat sejati rakyat. Setiap sapuan parang, setiap gotong royong seperti ini, adalah pesan damai yang lebih lantang dari suara senjata.”

Mayjen Lucky menegaskan bahwa TNI akan terus hadir di Papua dengan pendekatan humanis.

“Kami akan selalu berada di garis depan untuk melindungi, melayani, dan membangun. Karena bagi kami, kesejahteraan dan senyum rakyat Papua adalah kemenangan yang sesungguhnya.”

Sore itu, di halaman gereja yang kini bersih dan harum tanah basah, anak-anak berlari sambil tertawa di antara prajurit dan jemaat. Di balik seragam loreng yang tegas, tersimpan ketulusan yang sederhana: kasih dan kemanusiaan.

Kegiatan ini bukan sekadar karya bhakti melainkan puisi kasih yang ditulis dengan peluh dan ketulusan, di kaki Gunung Puncak yang kini menyaksikan bagaimana TNI dan rakyat berdetak dalam satu irama: Papua yang damai dan penuh harapan.

(Lettu Inf Sus/AG)

Read Entire Article
Masyarakat | | | |