BANDA ACEH - Pesawat Airbus A400 TNI Angkatan Udara mendarat di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, membawa harapan baru bagi warga yang terdampak bencana. Pukul 10.12 WIB, Jumat, 5 Desember 2025, menjadi saksi bisu dipercepatnya penyaluran bantuan logistik bencana yang sangat dinanti.
Pesawat megah itu membawa muatan vital seberat 24 ton, terdiri dari makanan siap saji, bahan pangan pokok, kebutuhan esensial bayi, pakaian hangat, hingga perlengkapan medis dan alat komunikasi. Semua ini ditujukan untuk memulihkan kehidupan di wilayah Aceh yang dilanda banjir bandang dan tanah longsor dahsyat.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub), melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud), bekerja tanpa lelah untuk memastikan bantuan kemanusiaan ini mencapai para korban di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Pendistribusian dilakukan secara bertahap, mencakup kebutuhan pokok, obat-obatan, perlengkapan sanitasi, kebutuhan bayi, hingga alat komunikasi satelit dan tim medis.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Lukman F. Laisa, menjelaskan bahwa penanganan darurat ini memerlukan koordinasi yang sangat intensif. Ia menekankan kerja sama erat dengan Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah II Medan dan Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah VI Padang, mengingat kedua wilayah tersebut berada di bawah cakupan kerja mereka.
“Kantor Otoritas Bandara melakukan koordinasi dengan bandara di wilayah terdampak. Setelah itu, pendistribusian bantuan dilakukan menggunakan pesawat udara dari Balai Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbangan (BBKFP). BBKFP juga melakukan evakuasi pegawai dan personel bandara, ” ujar Lukman.
Bantuan ini merupakan hasil kolaborasi dari berbagai unit kerja di bawah Ditjen Hubud, termasuk Kantor OBU Wilayah II Medan, Kantor OBU Wilayah VI Padang, BBKFP, Balai Kesehatan Penerbangan (BKP), Balai Teknik Penerbangan (BTP), Unit Pelaksana Bandar Udara (UPBU), Poltekbang Medan, AirNav cabang yang terdampak, PLN, dan Darma Wanita Persatuan (DWP) Perhubungan.
Lukman menambahkan, Ditjen Hubud akan terus memantau situasi pascabencana bersama seluruh bandara di wilayah terdampak, seraya melanjutkan penyaluran bantuan dari berbagai pihak. Ia menyatakan, saat ini terdapat 39 pesawat udara dan helikopter yang siap beroperasi untuk melayani distribusi bantuan dan evakuasi.
Moda transportasi udara yang dikerahkan meliputi beragam jenis pesawat dan helikopter, seperti dari BBKFP (2 pesawat King Air, 1 Longitude, 2 Helikopter), Susi Air (3 Caravan, 1 Caravan, 1 Pilatus Porter), Smart Aviation (3 Caravan, 1 PAC 750, 1 Helikopter S-76), Wings Air (1 ATR 72), Dabi Air Nusantara (1 Helikopter Bell 430), Falcon Patriot, SGI, Fly Bali (2 helikopter Bell 206 & Bell 407), Aero Nusantara Cargo (1 B737 cargo), Genesa Dirgantara (1 Helikopter Airbus 365, 2 Helikopter Airbus 355, 1 Airbus 365), Trigana Air Service (1 B737 cargo), Elang Nusantara (1 Caravan, 1 Helikopter Bell 505), Citilink (1 ATR 72), Persada Perkasa Airnesia (1 B737 cargo), Pelita Air Services (1 Helikopter Bell 412), Travira Air (1 ATR 72), Volta Pasifik (1 Helikopter Mi-8 RA-22834, 1 Helikopter EC-155), Pegasus Air (1 Helikopter R66), PPIC Curug & CEO Jet Set (1 Piper Seneca), National Utility Helicopter (NUH) (2 Helikopter Mi-8 RA-22834), dan Indonesia Air Transport (IAT) (1 ATR 42, 1 EC-155).
“Semoga bantuan ini bermanfaat dan meringankan beban saudara-saudara kita yang terdampak. Ditjen Hubud berkomitmen menyiapkan moda transportasi udara agar penyaluran bantuan serta pergerakan orang dan barang kembali normal, ” tutup Lukman.
Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein, turut menyoroti pentingnya menjaga lingkungan sebagai pelajaran berharga dari musibah banjir dan longsor di Sumatera Barat, seraya menyerukan peningkatan kesadaran ekologis di tengah masyarakat. (PERS)

















































