loading...
Negara tetangga Indonesia ini coba melawan China sebagai salah satu eksportir utama rare earth atau mineral tanah jarang dunia, segini deposit yang dimilikinya. Foto/Dok
JAKARTA - China sebagai salah satu eksportir utama rare earth atau mineral tanah jarang dunia, memiliki pengaruh besar dalam pasar global untuk bahan mineral kritis tersebut. Namun Australia mempunyai mimpi untuk meruntuhkan dominasi China soal urusan mineral super langka di dunia.
Misi negara tetangga Indonesia itu bukan tanpa alasan, lantaran Australia terus berinvestasi dalam pemurnian tanah jarang. Sebagai bagian dari rencana Future Made in Australia, cadangan mineral kritis bakal dimanfaatkan negara itu untuk mendorong transisi hijau.
Mineral tersebut memainkan peran kunci sebagai bahan baku utama dalam industri manufaktur seperti baterai kendaraan listrik, smartphone, dan untuk aplikasi militer seperti misil dan sistem radar. Fakta bahwa mineral tanah jarang digunakan dalam teknologi pertahanan, berarti memiliki implikasi buat keamanan nasional.
Baca Juga: 5 Negara Penguasa Harta Karun Logam Tanah Jarang di Dunia
“Menguasai sektor ini mungkin merupakan salah satu sumber kekuatan mereka (China) yang paling penting atas AS dan dunia,” kata Dexter Roberts, dari Fellow at the Atlantic Council yakni lembaga think tank yang berbasis di Washington, D.C.
Setelah Gedung Putih mengumumkan kebijakan tarif global terbaru pada 2 April, China merespons dengan meningkatkan pengawasan ekspornya terhadap tanah jarang sebagai aksi balasan.
Rare earth atau logam tanah langka menjadi bisnis besar bagi perusahaan-perusahaan China. Pada tahun 2024, total ekspor mineral langka mereka naik 6% menjadi 55.431 ton metrik, menurut Reuters.
Namun karena sebagai komoditas dengan harga yang berfluktuasi, nilai ekspor tersebut turun 36% menjadi USD488 juta. Perang dagang AS-China yang memanas menjadi pukulan telak buat industri rare-earth China dari dua sisi, untuk membuatnya lebih mahal bagi pembeli asing dan rumitnya perizinan.
Di tengah simbiosis mutualisme AS dan China soal urusan logam tanah jarang, salah satu negara Asia mencoba menjegal dominasi Negeri berjuluk Negeri Tirai Bambu.
Ketegangan AS dan China belakangan terus meningkat dan upaya untuk menjalin persahabatan dengan rantai pasokan semakin cepat. Maka Australia terpaksa membuat pilihan yang sulit terkait masa depan strategi mineral pentingnya.