INTAN JAYA - Di antara kabut pagi yang menyelimuti lembah Pogapa, sekelompok prajurit berseragam loreng berjalan menyusuri pemukiman dengan senyum tulus di wajah mereka. Di tangan mereka bukan senjata, melainkan nasi bungkus, sayur, dan lauk pauk sederhana tanda kasih yang nyata bagi masyarakat Kampung Pogapa, Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya, Sabtu (1/11/2025).
Inilah wujud kepedulian Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 113/Jaya Sakti (JS) TK Pogapa, yang kembali menunjukkan bahwa tugas seorang prajurit bukan hanya menjaga batas negeri, tetapi juga menjaga hati rakyatnya.

Aksi berbagi makanan siap saji ini menjadi simbol kehadiran negara yang hangat dan peduli di tengah masyarakat pedalaman yang jauh dari hiruk-pikuk kota.
“Kami sangat berterima kasih atas perhatian Bapak-bapak TNI, ” ujar Marinus Bagubau (62), Kepala Suku Kampung Pogapa, dengan nada haru.
“Makanan siap saji yang dibagikan sangat membantu kami, terutama anak-anak yang sedang belajar dan para warga yang bekerja di kebun. Ini bukan soal nasi atau lauknya, tapi tentang kepedulian yang membuat kami merasa tidak sendiri, ” ujarnya, menatap prajurit dengan penuh rasa hormat.
Bagi masyarakat Pogapa, kedatangan prajurit Jaya Sakti bukan sekadar kunjungan melainkan pengingat bahwa mereka masih menjadi bagian dari pelukan besar bangsa Indonesia.
Di tengah keterbatasan, aksi sederhana seperti membagikan makanan justru menjadi jembatan yang menghubungkan hati antara aparat negara dan rakyatnya.
Sementara itu, Kapten Inf Kresna Cakra Wijaya, S.Tr.(Han) selaku Komandan TK Pogapa, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan seremonial, melainkan panggilan nurani.
“Kami datang bukan hanya membawa logistik, tapi membawa kehangatan dan kepedulian. Kami ingin masyarakat tahu bahwa TNI selalu hadir untuk mereka tidak hanya menjaga, tapi juga melayani, ” ujarnya dengan nada tenang namun penuh makna.
Kapten Kresna menambahkan bahwa kegiatan berbagi seperti ini juga menjadi sarana memperkuat hubungan sosial antara prajurit dan warga.
“Makanan siap saji ini hanyalah bentuk kecil dari kasih sayang kami. Yang jauh lebih besar adalah kebersamaan dan rasa percaya yang tumbuh di antara kami dan masyarakat. Kami ingin menjadi bagian dari kehidupan mereka, mendengar keluh kesah, dan bersama mencari jalan menuju kehidupan yang lebih baik, ” tambahnya.
Suasana keakraban pun terasa hangat. Anak-anak berlari sambil membawa bungkusan nasi, sementara mama-mama tersenyum penuh rasa syukur. Di balik kesederhanaan itu, terlukis makna besar tentang persaudaraan dan kemanusiaan.
Di tanah yang sering diselimuti kabut, prajurit TNI datang membawa terang: terang dari empati dan pengabdian tanpa pamrih.
Aksi “Jaya Sakti Berbagi” ini pun mendapat apresiasi dari banyak pihak. Bagi masyarakat, kegiatan seperti ini adalah bukti nyata bahwa kehadiran TNI bukan hanya untuk menjaga keamanan, tetapi juga menyalakan harapan.
“Kami berharap kegiatan seperti ini terus berlanjut, ” lanjut Marinus Bagubau. “Karena setiap kali TNI datang, kami bukan hanya mendapatkan bantuan, tapi juga mendapatkan semangat baru untuk hidup lebih baik.”
Di tengah dinginnya pegunungan Papua Tengah, prajurit Jaya Sakti membuktikan bahwa tugas menjaga negeri tak hanya dilakukan dengan kekuatan fisik, tapi juga dengan ketulusan hati.
Dari sepiring nasi bungkus yang dibagikan, tumbuhlah rasa saling percaya dan cinta tanah air sebuah fondasi kokoh bagi perdamaian yang sejati di Tanah Papua.
(Lettu Inf Supri/AG)

17 hours ago
2
















































