loading...
Puncak Carstensz atau Puncak Jaya telah lama menjadi destinasi impian para pendaki. Sebagai gunung tertinggi di Indonesia, puncak ini menyimpan banyak keunikan. Foto/Getty Images
JAKARTA - Puncak Carstensz atau Puncak Jaya telah lama menjadi destinasi impian para pendaki ekstrem di Indonesia dan dunia. Sebagai gunung tertinggi di Indonesia yang terletak di Pegunungan Jayawijaya, Papua, puncak ini menyimpan banyak keunikan sekaligus tantangan mematikan.
Baru-baru ini, Puncak Carstensz kembali menjadi sorotan setelah pendakian yang melibatkan musisi Fiersa Besari berakhir dengan tragedi. Di mana pendaki bernama Lilie Wijayati Poegiono dan Elsa Laksono meninggal dunia saat turun akibat hipotermia.
Dengan ketinggian lebih dari 4.800 meter di atas permukaan laut, Puncak Carstensz menawarkan keunikan berupa gletser tropis yang semakin langka akibat perubahan iklim. Namun, di balik keindahannya tersimpan bahaya yang nyata.
Berikut sederet fakta menarik tentang Puncak Carstensz dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (7/3/2025).
6 Fakta Puncak Carstensz
1. Asal Usul Nama yang Bersejarah
Puncak Carstensz memiliki sejarah penamaan yang panjang. Gunung ini dinamai berdasarkan John Carstensz, pelaut Belanda yang pada 1623 melihat puncaknya tertutup salju melalui teropong saat berlayar di Laut Arafura.
Ketika melaporkan temuannya ke Eropa, banyak yang meragukannya karena Papua dikenal sebagai wilayah tropis. Penduduk lokal telah lama menyebut gunung ini sebagai Nemangkawi dalam bahasa Amungkal.
Setelah Papua bergabung dengan Indonesia pada 1963, namanya sempat diubah menjadi Puncak Soekarno, sebelum akhirnya menjadi Puncak Jaya atau Puncak Jayakesuma. Meski demikian, nama Carstensz atau Piramida Carstensz masih sering digunakan di kalangan pendaki internasional.
2. Pendakian Pertama dan Eksplorasi Awal
Sejarah pendakian Puncak Carstensz dimulai pada 1909 ketika penjelajah Belanda, Hendrikus Albertus Lorentz, bersama enam orang suku Kenyah dari Kalimantan Utara berhasil mencapai area padang salju gunung ini. Keberhasilan ini mendorong pemerintah Belanda mendirikan Taman Nasional Lorentz pada 1919, yang mencakup area Piramida Carstensz.